
Tak sedikit orang yang merinding membaca kisah-kisah menyeramkan yang benar-benar terjadi, apalagi dalam lokasinya tidak jaug dari tempat tinggal kita sendiri. Suasana mencekam, kejadian yang tidak bisa dijelaskan secara logika. Hingga sosok-sosok mistis tak kasat mata pun menjadi elemen yang membuat cerita-cerita ini begitu menarik untuk disimak.
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya dan kepercayaan mistis. Dari desa-desa yang masih memegang teguh adat leluhur, hingga kota-kota besar, yang diam-diam menyimpan banyak rahasia kelam, hingga cerita-cerita seram selalu muncul dan berkembang di tengah masyarakat.
1. Berhantu di Lawang Sewu

Banyak cerita misteri diangkat menjadi sebuah film di layar lebar kaca, untuk memastikan bahwa di tempat sering banyak diceritakan oleh masyarakat tentang Lawang Sewu penuh misteri-misteri yang menyeramkan, sehingga dijadikan sebagai uji nyali. Keangkerannya bahkan menjadi daya tarik bagi para pengunjung yang penasaran dengan nuasa gaib yang menyelimuti setiap sudutnya.
Salah satu kisah nyata dialami oleh Adi Purwantoro, warga Bukit Kencana Jaya, Semarang, yang disampaikan dalam buku Kumpulan Kisah Nyata Hantu di 13 Kota tulisaan Argo Wikanjati. Adi berniat mengabadikan momen di depan pintu utama Lawang Sewu. Ia pun membawa kamera digital dari rumah untuk memotret dirinya.
Penasaran, Adi mencetak foto tersebut dan membawanya ke juru kunci Lawang Sewu, Mbah Bejo. Menurut Mbah Bejo, bayangan misterius ini diyakini sebagai makhluk gaib, bahkan disebut-sebut sebagai sosok tentara Jepang yang pernah dibantai di gedung pada masa lalu.
2. Keponakanku Diculik Wewe Gombel

Kisah satu ini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Bahkan Kisah ini sangat legend sekali. Kisah nyata mengenai Keponakan yang diculik oleh wewe gombel. Apa benar Wewe Gombel itu kenyataan? Mari kita simak bersama atas kisah mistis ini.
Menjelang Magrib, suasana kampung biasanya mulai sepi. Warga yang memiliki anak kecil akan segera mengajak anak-anak masuk rumah dan menutup rapat pintu. Di kampung, sudah seperti aturan rumah tak tertulis dan semua karena cerita menyeramkan tentang hantu wewe gombel dipercaya suka menculik anak kecil di waktu senja.
Terdapat salah satu cerita pendek mengenai kisah ini, bermula dari seorang anak kecil bernama Zak, anak itu tidak mempercayai cerita mistis itu. Usianya baru genap enam tahun, pada hari itu pulang dari mengaji sedikit terlambat karena mengikuti acara ulang tahun temannya. Dengan berjalan pulang yang harus melewati perkebunan aren yang sunyi dan gelap.
Sementara di rumah Zak sudah sangat mencemaskan kepulangan anaknya. Saat malam tiba dan Zak belum juga pulang, keresahan berubah jadi kepanikan. Bersama sang suaminya, mereka mulai mencari keberadaan di rumah-rumah Zak, tapi hasilnya nihil. Ketika jam menunjukkan pukul sepuluh malam, warga pun turun tangan membantu pencarian.
Selama pencarian dan memanggil nama anak itu, tiba-tiba pamannya melihat sepeda Zak di tanah, dan tak lama kemudian seseorang melihat ke atas pohon. Zak ada di sana! Wajahnya pucat, tubuhnya berlumpur, dan bajunya bukan yang dikenakannya pagi tadi. Melainkan ia dibawa dipulang dengan penuh haru. Setelah suasana tenang dan diruqyah oleh Pak Ijal, kemudian Zak mulai menceritakan apa yang terjadi padanya kala itu.
Sosok hantu itu dipercaya sebagai arwah Omas, wanita mandul yang dulu dibuang suaminya dan akhirnya bunuh diri secara tragis. Peristiswa ini membuat warga kampung semakin waspada. Kini semua anak diwajibkan pulang sebelum magrib, dan setiap malam jumat, pengajian rutin digelar untuk mendoakan arwah Omas yagar dapat beristrihat dengan tenang.
3. Petaka Dukun Beranak

Kisah tentang dukun beranak, cerita ini datang dari sudut pandang, seorang anak dari keluarga yang turun-menurun berprofesi sebagai dukun bayi. Sejak kecil. mereka sudah terbiasa dengan dunia tak kasatmata. Tapi pengalaman aneh yang mengubah hidunya dimulai saat berumur 10 tahun.
Pada waktu itu, sebut saja namanya Indah. Indah bersama Ibu dan pamannya pergi ke Desa Majasto, Sukoharjo, kampung halaman Mbah Buyur. Diperjalanan, pamannya tiba-tiba berkata, “Nak Adam dipegangi Mbaureksone, senang sama howone anakmu.” Tak lama setelah mereka melewati gapura desa, Indah melihat sosok kakek berambut putih melayang, mengejar motor mereka sambil meraih tangannya. Indah masih polos menyambut tangannya. Seketika. motor mereka jatuh meski jalanan mulus.
Singkat cerita, sampai di rumah Mbah Buyut, Indah berkesima. Rumah itu reyot dan menyeramkan. Ibunya Indah menegur agar tidak berbicara sembarangan. Saat itu hal ganjil kembali terjadi. Mbah Buyut yang sudah sangat tua, tetiba berlari lincah ke dapur, padahal mestinya tak mampu berjalan jauh.
Mereka pun masuk ke kamar itu, dan meminta Indah mengisap rokok dari daun jagung. Setelahnya, pandangan Indah berubah, sosok kakek tadi kembali muncul, ditemani seorang perempuan berbaju merah dan beberapa anak kecil yang menatapnya. Mereka bukan manusia.
Setelah berkunjung ke rumah Mbah Buyut, mereka pulang dengan membawa sesuatu dalam bungkusan misterius. Tak berselang lama, terdengar kabar buruk, bahwa Mbah Buyur meninggal dunia. Lalu keanehan itu terjadi, ibu Indah tiba-tiba bisa memijat dan menjadi dukun bayi, tanpa pernah belajar. Seminggu kemudiam, keadaan ibunya semakin memburuk. Saat Indah membuka lemari yang berguncang kamarnya, Indah menemukan bungkusan berisi batu hitam dan dua tulang seperti cakar ayam. Saat Indah mengeluarkannya, lemari berhenti berguncang.
Pada malamnya, aroma tidak sedap mulai tercium sangat kuat di kamar ibunya. Di sana, tiga sosok yang sama muncul kembali, kali ini dengan wajah marah. Mereka mendekati Indah. Saat Indah mundur karena ketakutan. Mbahnya datang, mengambil bungkusan tadi dan menutup pintu kamar. Ibunya yang kaim lemah sempat berkata, “Le, maaf … sok gak iso ngancani pas koe rabi.” Lalu, pada pukul 11:45 malam itu, ibu Indah meninggal dunia.
Tiga sosok gaib itu berdiri di samping jenazah ibunya, lalu pergi begitu saja. Tak lama, Mbah berkata, “Anakku wedok mati. Let sedelok lag aku genti.” Dan benar, 14 hari kemudian, Mbah menyusul ibu. Semuanya terjadi dengan kejadian yang sama, kesurupan, aroma aneh, dan kemunculan tiga sosok itu lagi. Saat rumah dibersihkan, ditemukanlah roti yang hilang saat pengajian kematian ibunya, ternyata tersimpan dalam lemari Mbah, dibungkus kain mori. Pamannya membuang bungkusan hitam berisi benda gaib itu.
mereka mengiira semuanya selesai.
Tapi tidak.
Ketiga sosok itu tak pernah benar-benar pergi. Mereka masih mencari Indah. Mencari siapa yang pantas melanjutkan warisan keluarga sebagai penjaga mereka.
4. Kesalahan Fatal
Cerita ini adalah kisah nyata, bukan dongeng atau film horor. Ini adalah potongan hidup yang alami Linda sendiri. Semoga bisa jadi pengingat, bahwa ketika kita salah langkah, jalan untuk kembali mungkin sulit… tapi bukan tidak mungkin. Jangan pernah remehkan kekuatan keimanan, karena itu satu-satunya pagar pelindung dari kesalahan fatal yang mungkin tak bisa diperbaiki lagi.
Saat berusia 14 tahun, sebut saja Linda, Linda terjebak dalam dunia kelam keluarga yang erat dengan praktik musyrik. Linda adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Keluarga dari pihak Ibu memegang teguh adat Jawa, sementara pihak Bapak adalah orang yang sangat religius. Dari sinilah benturan besar dalam keluarga Linda dimulai.
Semuanya bermula saat Linda melihat seorang ‘kakek’ meludahi mentimun di lemari Mbah, yang seketika berubah menjadi Mbah Linda. Keesokan harinya, Linda menceritakan kejadian itu kepada Paman. Tak disangka, Paman malah bertengkar hebat dengan Bapak hingga nyaris saling membunuh. Meski Bapak membacok Paman, tak ada luka sedikit pun di tubuhnya. Justru Bapak yang terluka parah, memuntahkan darah setelah didorong Paman.
Beberapa hari setelah kejadian itu, saat rumah sepi, Paman mengajak Linda ke rumahnya di Palur, Solo. Di sanalah segalanya berubah. Linda dihisap ke dunia tak kasat mata, melihat makhluk-makhluk gaib menyeramkan, bahkan anak kecil bermain dengan potongan kepala. Linda sangat ketakutan, pingsan, dan sejak saat itu mulai belajar “ilmu” dari Paman.
Semua semakin dalam ketika kami berziarah ke makam Mbah Buyut di Majasto. Di sana Linda diberi batu putih yang konon bisa memberi “kekuatan”, dan mata batinnya dibuka kembali. Linda mulai sering mengikuti Paman ke tempat-tempat angker, merasa kuat dan tak terkalahkan. Tapi dalam hati kecilnya, ada kekosongan.
Sampai akhirnya, Linda bertemu kembali dengan Bapak. Dengan emosional, Linda menuntut alasan perceraian orangtuaku. Di situlah Bapak mengungkap semuanya, bahwa dirinya dulu lahir sungsang dan hampir mati, tapi diberi kesempatan hidup kembali oleh Allah. Harapannya, Lina akan jadi anak yang lurus. Tapi dirinya malah mengikuti jejak musyrik keluarganya. Bapak bercerita bagaimana dia sering menjadi korban “balasan” dari perbuatan mereka, muntah darah, bahkan cacing.
Puncaknya, Linda memutuskan untuk bertaubat dan membuang batu putih itu ke Sungai Bengawan Solo. Tapi malamnya, sosok wanita bergigi taring muncul dan membuatnya kesurupan. Setelah sadar, aku disudutkan oleh keluarga sendiri. Bahkan Paman dan Kakak menganggap pengkhianat, dan mereka menolak membantunya lagi.
Akhirnya dirinya memutuskan pergi dari rumah, hanya diantar oleh Ibu sampai depan rumah. Saat berpamitan, sosok ‘kakek’ yang dulu kulihat kembali muncul, seolah menandakan bahwa dirinya belum selesai dengan dunia lama itu. Tapi Linda sudah mantap.Ia ingin hijrah. ingin menyusul Bapak ke Surabaya, memulai hidup baru.
5. Sekilas Bayangan Mak Lampir
Masa kecil sering dianggap sebagai masa paling indah dalam hidup, meskipun permainan dan hiburan saat itu tidak secanggih sekarang. Anak-anak tetap menikmati hidup dengan bermain bersama penuh suka cita. Permainan tradisional seperti gobag sodor, jethungan, cublak-cublak suweng, jamuran, nini thowok, sundhah mandhah, sur-suran, soyang, dan ingkling menjadi bagian dari keseharian mereka. Permainan ini bahkan bisa menjadi ajang unjuk bakat di bidang olahraga dan biasanya semakin meriah saat bulan purnama atau ketika hari libur tiba.
Beberapa permainan tradisional masih tetap lestari hingga kini. Ada lembaga-lembaga tertentu yang sengaja melestarikannya demi menjaga nilai-nilai budaya di tengah kuatnya pengaruh budaya asing. Selain itu, ruang bermain anak-anak kini semakin terbatas karena banyak lahan yang sudah berubah menjadi gedung-gedung tinggi.
Di balik kenangan masa kecil yang indah, ada pula pengalaman mistis yang dialami sebagian anak, seperti yang dialami oleh Santo, seorang anak dari desa kecil di Palembang sekitar dua belas tahun yang lalu. Saat itu Santo masih duduk di bangku sekolah dasar dan desa tempat tinggalnya belum terjangkau listrik. Pada malam hari, satu-satunya penerangan hanyalah lampu minyak.
Santo dan teman-temannya sering bermain hingga malam hari. Mereka bahkan sering berkeliling desa menggunakan sepeda. Ketika bersama-sama, rasa takut nyaris tidak pernah muncul, bahkan saat melewati tempat angker. Namun, situasinya berubah saat Santo harus menghadapi malam sendirian.
Pada suatu malam, setelah menonton acara televisi favorit yang menggunakan aki mobil sebagai sumber energi, Santo memutuskan untuk pulang sendiri. Tidak ada satu pun temannya yang ingin ikut. Perjalanan pulang sejauh dua kilometer harus ia tempuh sendirian. Walau sempat ragu, rasa malu dianggap penakut membuatnya terus melangkah.
Perjalanan terasa biasa saja hingga Santo melewati gedung sekolah dasar yang dikenal angker. Konon, tempat itu dihuni oleh arwah anak-anak kecil berkepala merah. Santo mencoba meyakinkan diri bahwa semuanya akan baik-baik saja. Namun, belum jauh ia melangkah, bulu kuduknya tiba-tiba berdiri dan perasaan takut mulai muncul.
6. Wabah Tuyul Usil
Masih dari buku Kumpulan Kisah Alam Gaib tulisan Tri Wahyono, kisah horor kali ini menceritakan tentang tuyul. Seperti apa kisah lengkapnya?
Sekitar tiga tahun lalu, desaku mengalami musibah besar yang membuat warga resah. Musibah ini bukan berupa bencana alam atau wabah penyakit seperti yang biasa diberitakan di media, melainkan hilangnya uang secara misterius dari banyak warga. Hampir setiap orang di desa kehilangan uang, mulai dari pecahan kecil hingga ratusan ribu rupiah. Banyak yang menduga kejadian ini disebabkan oleh tuyul.
Para korban berasal dari berbagai kalangan, termasuk orang-orang kecil dengan penghasilan terbatas. Salah satunya adalah Mbok Pawiro yang kehilangan uang sebesar tujuh belas ribu rupiah. Ia sehari-hari berjualan tempe di pasar dan jumlah uang itu sangat berarti baginya. Mbok Pawiro yakin uangnya hilang secara gaib.
Desas-desus tentang tuyul itu cepat menyebar. Warga mulai mencurigai dua orang, yakni Pak Jonponi dan Bu Saiji. Tuduhan ini muncul karena ada yang pernah melihat mereka pergi ke makam Pangeran Samudra. Setelah kejadian itu, kehidupan keduanya berubah drastis. Mereka menjadi kaya dan memiliki banyak sawah. Konon, di rumah mereka ada brankas berisi uang dan setiap malam selepas maghrib mereka selalu meletakkan bunga kantil di atasnya sebagai sajian.
7. Gadis Cantik Jembatan Gondolayu

Cerita horor yang berasal dari tengah Kota Jogja, tepatnya dari jembatan Gondolayu. Mari kita simak kisahnya!
Menurut cerita warga, Jembatan Gondolayu dikenal angker dan pernah menjadi lokasi peristiwa bunuh diri. Pak Aryono mulai bertanya-tanya apakah gadis yang diboncengnya itu adalah arwah dari korban bunuh diri tersebut. Sampai kini, kejadian itu tetap menjadi misteri baginya.